Upacara Siraman Pengantin Putra-putri
Upacara siraman ini dilangsungkan sehari sebelum akad nikah (ijab kabul). Akad nikah dilangsungkan secara/menurut agama masing-masing dan hal ini tidak mempengaruhi jalannya upacara adat. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan pada upacara siraman adalah :
a) Siraman Pengantin Putri
• Pengantin putri pada upacara siraman sebaiknya mengenakan kain dengan motif Grompol yang dirangkapi dengan kain mori putih bersih sepanjang dua meter dan pengantin putri rambutnya terurai.
• Yang bertugas menyiram pengantin putri adalah :
Bapak dan Ibu pengantin putri, disusul Bapak dan Ibu pengantin putra, diteruskan oleh orang-orang tua serta keluarga yang dianggap telah pantas sebagai teladan. Siraman ini dilanjutkan dan diakhiri juru rias dan paling akhir adalah dilakukan oleh pengantin sendiri, sebaiknya pergunakan air hangat agar pengantin yang disirami tidak masuk angin.
b) Siraman Pengantin Putra
Urut-urutan upacara siraman pengantin putra adalah sama seperti sirama pengantin putri hanya yang menyiram pertama adalah Bapak pengantin putra.
Setelah upacara siraman pengantin selesai, maka pengantin putra ke tempat pemondokan yang tidak jauh dari tempat kediaman pengantin putri. Dalam hal ini pengantin putra belum diizinkan tinggal serumah dengan pengantin putri. Sedangkan pengantin putri setelah siraman berganti busana dengan busana kerik, yaitu pengantin putri akan dipotong rambut bagian depan pada dahi secara merata.
Step By Step Prosesi Siraman
- Calon pengantin yang mengenakan pasatan dan kain busana siraman dengan rambut yang terurai, dijemput oleh orangtuanya dan diantar ketempat upacara mereka diikuti oleh para pinisepuh serta pembawa pakaian yang membawa seperangkat kain yang terdiri dari sehelai motif grompol, sehelai kain motif nogosari serta perlengkapan berbusana lainnya yang ditaruh teratur pada baki kain beserta perlengkapannya itu nantinya dipergunakan setelah upacara selesai. Sesampai ditempat upacara,calon pengantin dipersilahkan duduk ditempat yang telah disediakan.
- Orangtua calon pengantin – ayah terlebih dahulu, kemudian ibu – mengawali menyiram atau megguyur calon pengantin dengan air bersih yang sudah ditaburi bunga siraman dan dimaksudkan dua kelapa hijau yang diikat sabut didalamnya. Sebelumnya boleh diawali dengan doa menurut agama atau kepercayaan masing-masing (doa tidak perlu diucapkan). Pada waktu mengguyur dapat disertai dengan memberi konyoh manca warna, serta londho merang, kemudian diakhiri dengan guyuran tiga kali di kepala. Sesudah itu disusul oleh pinisepuh. Tidak ada ketentuan mengenai jumlah orang yang memandikan . Makin banyak makin baik, asalkan jumlahnya ganjil, dengan juru paes yang muloni. Muloni dalam hal ini ada kaitannya dengan wulu atau wudlu, yaitu kegiatan membersihkan muka, tangan, dan kaki sebelum sembahyang.
- Juru paes atau petugas lainnya mengakhiri upacara ini dengan muloni. Caranya sebagai berikut:
- Setelah juru paes mencuci rambut dan membersihkannya dengan tapis, sungguh-sungguh bersih, juru paes mengambil kendi yang berisi air sumber. Air dari kendi diguyurkan ke kepala calon pengantin tiga kali.
- Kemudian, calon pengantin harus mengambil sikap tangan seperti kalau orang akan menyucikan diri sebelum sembahyang. Juru paes menuangkan air kendi ke tangan calon pengantin agar digunakan untuk berkumur sampai tiga kali.
- Selanjutnya, air dituangkan lagi untuk membersihkan wajah, leher, dan terakhir kaki. Masing-masing juga tiga kali.
- Setelah air kendi habis, juru paes mengucapkan kata-kata, Wis pecah pamore, sambil memecahkan kendi di depan calon pengantin.
Upacara Siraman ini berlaku baik untuk calon pengantin pria maupun wanita. Pelaksanaannya biasanya dirumah masing-masing. Jika Siraman calon pengantin pria dilaksanakan ditempat calon pengantin wanita, calon pengantin wanita yang lebih dahulu dari calon pengantin pria. Perlengkapan upacaranya cukup satu perangkat sebagaimana dipaparkan didepan. Tentu saja kain yang digunakan pada waktu mandi tidak sama, tetapi motifnya serupa.
1 komentar:
wuih repot amat gan pernikahannya
tapi nggak apa-apalah emang udah jadi budaya indonesia kali
Posting Komentar